Mental Helath : Isu Krusial yang Termajinalkkan

Zonaaspirasi.com, Di tengah hiruk-pikuk kemajuan zaman dan gempuran teknologi, kesehatan mental masih kerap menjadi isu yang dikesampingkan. Padahal, dampaknya sama seriusnya—bahkan bisa lebih berbahaya—dibandingkan gangguan fisik. Kita sering mendengar tentang pentingnya menjaga tubuh tetap bugar, namun sangat jarang yang menggaungkan pentingnya menjaga pikiran tetap sehat.

Kesejahteraan mental merupakan hak asasi manusia yang fundamental. Akan tetapi, kesadaran akan kesehatan mental belum dianggap sebagai prioritas utama bagi pemerintah dan masyarakat di Indonesia . Oleh karena itu, masyarakat Indonesia perlu segera memahami sepenuhnya pentingnya meningkatkan kesadaran akan kesehatan mental namun jika kita ingin melihat kesehatan mental memiliki kombinasi yang sangat mematikan yaitu : faktor genetik, biologi, psikologi, sosial dan lingkungan.

Bacaan Lainnya

Saat ini masalah kesehatan mental pada cukup tinggi. Menurut Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey 2022, 15,5 juta (34,9 persen) mengalami masalah mental dan 2,45 juta (5,5 persen)

Stigma sosial menjadi penghalang terbesar. Banyak orang enggan berbicara tentang kecemasan, depresi, atau stres kronis karena takut dicap lemah atau “tidak waras”. Akibatnya, penderita gangguan mental kerap memilih diam, menutup luka batin, hingga akhirnya jatuh dalam keterpurukan yang bisa berujung tragis.

Padahal, kesehatan mental adalah fondasi dari segala aspek kehidupan—produktivitas kerja, relasi sosial, hingga pengambilan keputusan. Seseorang yang terlihat sehat secara fisik belum tentu benar-benar “baik-baik saja” jika secara mental ia terluka.

Ironisnya, akses terhadap layanan kesehatan mental di Indonesia pun masih terbatas dan mahal. Tenaga profesional kesehatan jiwa seperti psikolog dan psikiater jumlahnya tidak sebanding dengan kebutuhan. Belum lagi literasi masyarakat tentang kesehatan mental yang masih rendah.

Sementara itu Imam Al-Ghazali memandang kesehatan mental sebagai keseimbangan kekuatan jiwa, yang dipengaruhi oleh faktor internal (keimanan, akhlak) dan eksternal (lingkungan).
Sedangkan menurut pandangan Ibnu Sina Beliau menekankan pentingnya kesehatan mental sebagai integral dari kesehatan secara keseluruhan, karena kesehatan mental dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pola tidur, gaya hidup, serta kondisi fisik dan emosional.

Maka dari itu Sudah waktunya kita menempatkan kesehatan mental sebagai prioritas. Pemerintah perlu memperluas akses layanan psikologis di tingkat primer, sekolah dan tempat kerja perlu menyediakan ruang aman untuk curhat dan konseling, dan masyarakat perlu belajar bahwa meminta bantuan bukanlah kelemahan, tapi keberanian.

Sedangkan Pandangan tentang kesehatan mental di Bulukumba, seperti daerah lain, masih dipengaruhi oleh stigma sosial dan kurangnya pemahaman. Namun, ada upaya untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan dukungan bagi individu yang mengalami masalah kesehatan mental. Stigma terhadap Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) menjadi tantangan tersendiri, dengan beberapa keluarga masih melakukan pemasungan, menunjukkan kurangnya pemahaman dan dukungan. Meski demikian, terdapat pula kesadaran akan pentingnya kesehatan mental, termasuk upaya untuk mencari bantuan profesional dan meningkatkan kesejahteraan individu.

Berikut beberapa poin penting terkait pandangan kesehatan mental di Bulukumba:
Stigma dan kurangnya pemahaman:
Masih ada stigma negatif terhadap ODGJ, dianggap menjijikkan atau berbahaya, yang menghambat upaya perawatan dan pemulihan.

Pemasungan:
Beberapa keluarga masih mempraktikkan pemasungan, menunjukkan kurangnya pemahaman dan dukungan terhadap ODGJ.

Maka dari itu Kesehatan mental bukan isu sepele. Ia adalah kebutuhan dasar yang sama pentingnya dengan makan, tidur, dan bernapas. Menjaga kesehatan mental berarti menjaga masa depan—bagi individu, keluarga, dan bangsa.

Penulis :

Muh Andri

Mahasiswa stikes panrita husada bulukumba
Ketua 2 Bidang eksternal PC PMII BULUKUMBA

Opini yang dimuat di media Zonaaspirasi.com sepenuhnya tanggung jawab penulis.
Redaksi Zonaaspirasi.com sangat menghormati orisinalitas ide dan karya tulis penulis.
Segala bentuk plagiasi karya orang lain, menjadi konsekuensi hukum dan tanggung jawab penulis.

Pos terkait