Disdikbud Kutim Luncurkan Program “Muda Berbudaya” untuk Libatkan Pemuda dalam Pelestarian Budaya

Zonaaspirasi.com, SANGATTA – Dalam rangka Aksi Perubahan Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA II) tahun 2025, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Timur meluncurkan sebuah program strategis bertajuk **Muda Berbudaya**. Inisiatif ini dirancang untuk mendorong keterlibatan generasi muda dalam pelestarian dan pengembangan budaya lokal yang semakin tergerus zaman.

Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kutim, Padliyansyah, menjelaskan bahwa program tersebut digelar selama satu bulan penuh, mulai 16 Juli hingga 16 Agustus 2025, dengan membentuk Forum Muda Berbudaya di tingkat kabupaten dan 18 kecamatan se-Kutai Timur.

“Melibatkan generasi muda adalah kunci untuk memastikan budaya kita tetap hidup dan relevan. Mereka bukan sekadar penerus, tetapi garda terdepan yang mampu menghidupkan kembali nilai-nilai budaya dalam cara yang lebih segar,” jelas Padliyansyah kepada awak media, Rabu (2/6/2025).

Berbagai kegiatan inovatif turut mengisi rangkaian program, antara lain sosialisasi, lokakarya, diskusi tematik, pameran seni, hingga pertunjukan budaya. Seluruh kegiatan ini dirancang untuk mendorong partisipasi aktif pemuda sebagai pelaku utama pelestarian budaya.

Salah satu inovasi unggulan dari *Muda Berbudaya* adalah peluncuran **Podcast Seni dan Budaya Muda Berbudaya**, yang menampilkan diskusi interaktif antara seniman muda, tokoh adat, pegiat budaya, dan akademisi. Konten podcast ini ditayangkan secara berkala melalui kanal YouTube dan Spotify resmi milik Disdikbud Kutim.

“Kami ingin menjadikan podcast ini sebagai ruang ekspresi dan komunikasi budaya generasi muda. Ini adalah cara baru untuk menjangkau publik luas dengan narasi lokal yang kuat,” ucap Padliyansyah.

Program ini tidak berhenti pada aspek seremonial, melainkan disiapkan sebagai **fondasi jangka panjang** menuju ekosistem budaya yang berkelanjutan. Disdikbud menggandeng berbagai elemen, mulai dari pemerintah daerah, sekolah, komunitas kreatif, hingga pegiat budaya tradisional untuk menciptakan gerakan kolaboratif.

“Dengan kolaborasi lintas sektor, kita berharap gerakan ini dapat menumbuhkan kesadaran kolektif bahwa budaya adalah identitas yang harus terus diperjuangkan,” tutupnya. (drh/re3)


Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *